Thursday, May 18, 2017

Solusi Sembuhkan Penyakit Hidrosefalus Dengan Obat Herbal

Wahyu Samudra (10), bocah laki-laki ini sedang berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Ukuran kepalanya lebih besar dari ukuran kepala manusia normal {dampak|pengaruh|imbas} penyakit hidrosefalus. Nama Obat Hidrosefalus Di Apotik

{Sedangkan|Padahal|Meskipun|Walaupun} {mempunyai} kelainan pada {komponen} kepalanya, {Dia} {konsisten} {berupaya} keras {supaya} {bisa} mengenyam {pengajaran}. {Ketika|Dikala} ini Wahyu menginjak kelas VI disalah satu Sekolah Dasar Luar {Umum|Lazim|Awam} (SDLB) di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. {Dia} tercatat sebagai siswa berprestasi.

Wahyu berasal dari keluarga miskin yang tinggal di Jatibaru, Kecamatan Asakota, Kota Bima.

Orang tuanya {tak} {mempunyai} pendapatan yang cukup. Ibunya {cuma} {berprofesi} sebagai {asisten} rumah tangga, {padahal|meskipun|walaupun|meski} ayahnya {bekerja} sebagai tukang ojek.

Di tengah kemiskinan, {si kecil|buah hati} keempat dari enam bersaudara pasangan Kuswati dan Kusman itu terpaksa jadi buruh angkut di terminal.

Sepulang sekolah, {Dia} {acap kali|sering kali|tak jarang|kerap|kerap kali} {pakai} waktu untuk mengais rezeki di terminal dengan mengangkat barang-barang penumpang {ketika|dikala} turun dari {bis} angkutan {biasa|lazim|awam} {saat|dikala} {petang} hari. Dalam sehari {ia} {dapat} mengantongi mulai dari Rp 50.000 {sampai} Rp 100.000.

“{Lazimnya|Umumnya} dua kali angkat barang, yang berat itu dapatnya Rp 5.000. {Jika|Jikalau|Bila|Apabila|Seandainya|Sekiranya} sehari dapatnya Rp 50.000, kadang Rp 80.000, {tetapi|melainkan|namun} enggak nentu. Kemarin aja {bisa} Rp 100.000,” kata Wahyu {ketika|dikala} {dijumpai} di salah satu rumah warga, Sabtu (13/5/2017).

{Ia} mengaku, dari hasil yang {didapat|diperoleh} {Dia} {dapat} menabung untuk membeli sepatu dan {menolong} {tarif} hidup {orang tuanya|ayah dan ibunya|ayah dan bundanya|bapak dan ibunya}.

“{Aku} cari uang buat beli sepatu baru dan jajan di sekolah. {Jika|Jikalau|Bila|Apabila|Seandainya|Sekiranya} {bisa} Rp 100.000, {aku} {beri} mama Rp 50.000, bapak Rp 10.000, sisanya {aku} tabung,” tuturnya.

Wahyu memang {tak} seperti {si kecil|buah hati} lainnya. Sepulang sekolah dan menjadi buruh, {ia} tidal bermain atau keluyuran seperti {sahabat} {sepermainannya}. {Dia} lebih banyak memanfaatkan waktu untuk belajar dan {menolong} orang tua.

“{Jika|Jikalau|Bila|Apabila|Seandainya|Sekiranya} habis cari uang, {aku} istrahat di rumah. Kadang {tolong} pijat bapak. {Jika|Jikalau|Bila|Apabila|Seandainya|Sekiranya} pulang ojek katanya capai. {Aku} pijitin {hingga} tidur. {Sesudah} itu {aku} belajar,” kata {ia}.

No comments:

Post a Comment